Penggunaan Teknologi dalam Sektor Manufaktur di Indonesia

Adopsi teknologi di sektor manufaktur telah mengubah lanskap industri Indonesia secara signifikan. Manfaat tertinggi dari adopsi teknologi yang dilaporkan oleh perusahaan manufaktur meliputi produktivitas sebesar 70%, efisiensi energi sebesar 67,5%, peningkatan perencanaan dan penganggaran 67%, peningkatan pengetahuan tentang kebutuhan pelanggan 65%, dan peningkatan kualitas produk 64% (Innovate Indonesia, 2020). Namun, serapan teknologi tinggi di Indonesia masih cenderung rendah. 

Berdasarkan hasil survey, mayoritas (64%) perusahaan manufaktur hanya mengadopsi teknologi rendah dan melakukan banyak aktivitas dengan alat dasar seperti spreadsheet dan email. Kemudian, sekitar (30%) perusahaan mengadopsi teknologi menengah, seperti penggunaan SAP dan Oracle dalam operasi tertentu seperti perencanaan sumber daya perusahaan, manajemen hubungan pelanggan, dan manajemen rantai pasokan kolaboratif. Perusahaan manufaktur yang mengadopsi teknologi canggih relatif kecil hanya sebesar( 6%). 

Dalam hal penggunaan teknologi, terdapat 5 tren utama dalam sektor manufaktur yaitu  AI, robotika, pencetakan 3D yang sebagian besar digunakan dalam produksi dan perakitan, serta cloud dan big data yang sebagian besar digunakan dalam manajemen keuangan. Kesadaran tertinggi ditemukan di perusahaan besar, tetapi ukuran perusahaan tidak mencerminkan adopsi teknologi. Berikut gambaran penggunaan dan kesadaran teknologi dalam industri manufaktur:

Robotics

Salah satu kemajuan teknologi yang paling menonjol di sektor manufaktur adalah integrasi otomatisasi dan robotika. Manufaktur Indonesia semakin berinvestasi dalam sistem robot dan otomasi untuk merampingkan proses produksi dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual.

Dalam hal penggunaan teknologi, robotika menjadi teknologi Industri 4.0 yang paling banyak digunakan di antara perusahaan manufaktur yaitu sebesar 27%. Tingkat kesadaran perusahaan manufaktur terhadap teknologi robotika juga relatif tinggi sebesar 68%. 

 

Cloud 

Cloud menjadi trend teknologi terbesar kedua dalam industri manufaktur. Penggunaan Cloud computing memungkinkan produsen untuk mengambil dan menyimpan sejumlah besar informasi yang dihasilkan dari lantai pabrik dengan aman dan terintegrasi. 

Persentase serapan teknologi 4.0 cloud dalam perusahaan manufaktur di Indonesia relatif rendah hanya sebesar 16% dan tingkat kesadarannya relatif sedang yaitu (44%). 

 

Big Data

Penggunaan Big Data dalam industri manufaktur memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan operasi, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kualitas produk. Penggunaan big data dalam sektor manufaktur di Indonesia baru mencapai 14% dan kesadarannya mencapai 38%. Meskipun kesadaran terkait teknologi ini rendah namun cukup banyak perusahaan yang menggunakan big data dalam produksinya. 

 

3D Printing

Penggunaan teknologi 3D Printing memungkinkan pembuatan komponen yang kompleks dan disesuaikan dengan limbah material yang berkurang dan waktu produksi yang lebih cepat. Hal ini memungkinkan produsen membuat prototipe desain baru dengan cepat, memproduksi suku cadang sesuai permintaan, dan bahkan memproduksi produk penggunaan akhir, yang mengarah pada fleksibilitas yang lebih besar dan biaya yang lebih rendah.

Di Indonesia, kesadaran terkait manufaktur aditif atau 3D printing relatif tinggi di antara teknologi lainnya yaitu sebesar 57%. Namun, penggunaannya cenderung rendah yaitu hanya sebesar 8%. 

 

Artificial Intelligence (AI)

Penerapan Artificial Intelligence sendiri sudah sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 untuk menunjang lahirnya ekonomi berbasis inovasi melalui pengembangan machine language dan data-data analitik. Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menegaskan bahwa Kementerian Perindustrian pun telah mendorong sektor manufaktur untuk memakai teknologi dari Industri 4.0 untuk mendongkrak kualitas produk maupun operasional produksinya. 

Namun, Kesadaran dan penggunaan teknologi AI di perusahaan industri manufaktur sendiri relatif rendah yaitu sebesar 35% dan 7%. 

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan pengetahuan tentang teknologi baru yang muncul relatif rendah, terutama untuk alat yang kurang matang seperti big datar 38% dan AI 35%.Dalam hal penggunaan, robotika adalah teknologi Industri 4.0 yang paling banyak digunakan di antara perusahaan manufaktur,, sebesar 27%. Namun, penggunaan tetap rendah untuk semua teknologi lainnya, dengan cloud sebesar 16%, big data 14%, pencetakan 3D 8%, dan AI 7%.

Sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk tetap mengikuti tren teknologi terbaru dan memanfaatkannya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar global. Pameran “Manufacturing Surabaya” hadir sebagai wadah untuk mempertemukan berbagai inovasi industri 4.0. 

Yuk jadi bagian dari kemajuan dan tren teknologi terkini dengan menghadiri pameran Manufacturing Surabaya pada 12-15 Juli mendatang di Grand City Convention & Exhibition Center Surabaya dan dapatkan kesempatan untuk melihat inovasi terkini dari berbagai perusahaan manufaktur. Daftar segera di sini https://manufacturingsurabaya.id/prereg/