Sumber: jakartadaily.id
Nikel sebagai bahan utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik merupakan sumber daya alam penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kabar baiknya, Indonesia merupakan negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, sehingga berpeluang besar menguasai rantai pasok global. Namun, terdapat tantangan yang harus dipecahkan, yakni bagaimana cara mengolah nikel agar tidak hanya dijual mentah, tetapi diolah lewat hilirisasi untuk mendukung pembangunan industri yang berkelanjutan. Nah, salah satu strategi yang dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan membangun kawasan industri hijau hasil kolaborasi antara Danantara dengan GEM China. Bagaimana bentuk kerja samanya? Yuk, simak artikelnya!
Kerja Sama Danantara x GEM untuk Industri Hijau Nikel Indonesia
Kini, Indonesia semakin serius memperkuat posisinya dalam rantai pasok global, khususnya untuk kendaraan listrik (EV). Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui kolaborasi antara Danantara dengan GEM China untuk memaksimalkan potensi cadangan nikel dengan membangun Kawasan Industri Hijau Nikel. Pembangunan kawasan ini berhasil menarik investasi sebesar Rp23 triliun.
Kerja sama ini merupakan strategi penting yang dijalankan pemerintah untuk mendorong program hilirisasi. Hilirisasi dilakukan agar sumber daya alam Indonesia tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi. Dengan demikian, Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar sekaligus memperkuat industri domestik.
Apa Itu Hilirisasi Nikel?
Hilirisasi nikel adalah proses pengolahan bijih nikel mentah menjadi produk turunan yang memiliki nilai lebih tinggi, seperti katoda baterai, stainless steel, hingga baterai kendaraan listrik (EV). Hilirisasi menjadi sangat penting dilakukan karena:
Dengan strategi ini, Indonesia bukan hanya sebagai pemasok bahan mentah, tetapi juga sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global energi bersih. Proyek kawasan industri hijau yang dibangun oleh Danantara dan GEM China tidak hanya berfokus pada pengolahan nikel namun juga memastikan proses produksinya menggunakan energi bersih. Hal ini mencakup pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya atau tenaga air untuk mengurangi emisi karbon.
Fokus ini sejalan dengan emisi karbon net-zero yang dirancang oleh pemerintah. Selain itu, upaya ini juga mendukung tren global menuju industri berkelanjutan, di mana keberlanjutan lingkungan menjadi salah satu faktor penting dalam rantai pasok global.
Dampak Sosial Ekonomi
Investasi senilai Rp23 triliun ini membawa manfaat besar bagi Indonesia. Dampaknya tidak hanya untuk di sektor industri, tetapi juga untuk sektor sosial dan ekonomi.
Dengan kebijakan hilirisasi dan dukungan investasi asing seperti dari GEM China, Indonesia berpotensi menjadi pusat industri kendaraan listrik global. Hal ini bukan hanya memperkuat ekonomi nasional, tapi juga mendukung transisi energi bersih dunia. Kolaborasi antara Danantara dan GEM China menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk mempercepat hilirisasi nikel dan mendorong transformasi menuju industri hijau.
Bergabunglah dengan kami dalam Manufacturing Surabaya 2025: Biggest Manufacturing Expo in Eastern Indonesia. Kunjungi website kami di https://www.manufacturingsurabaya.com/ untuk informasi terkini seputar industri manufaktur. Ikuti akun media sosial Instagram kami @manufacturing.surabaya untuk mengetahui informasi seputar pameran dan ikuti akun media sosial TikTok kami @manufacturing.series untuk mengetahui informasi unik terkait industri manufaktur.
Reference
Copyright © 2021 Pamerindo Indonesia PT | Privacy Policy