Biar Kamu Tau, Ini Proses Hilirisasi Timah di Indonesia

(Sumber: Liputan6)

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari timah, nikel, minyak, sampai potensi energi listrik. Namun, sayangnya selama bertahun-tahun, sumber daya alam Indonesia lebih sering diekspor dalam bentuk bahan mentah tanpa memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian nasional. Oleh sebab itu, sejak tahun 2010, pemerintah sudah merencanakan hilirisasi industri terutama di sektor pertambangan. Hilirisasi ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah dari suatu komoditas, sehingga komoditas yang diekspor tidak lagi berwujud bahan mentah, tapi berubah menjadi barang jadi atau setengah jadi. 

Hilirisasi industri mencakup berbagai sektor, mulai dari sektor pertambangan, seperti timah, nikel, tembaga, dan bauksit. Sektor pertanian, seperti kelapa sawit, sektor perikanan, seperti ikan, udang, rumput laut, dan garam. Sementara itu, sektor kehutanan meliputi produk kayu dan karet. Ada juga sektor lainnya, seperti minyak, gas, dan mineral. Melalui proses hilirisasi tersebut, sumber daya alam yang semula berbentuk mentah diolah menjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. 

Lantas, bagaimana sebenarnya tahapan dari proses hilirisasi tersebut yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi? Apa saja langkah yang dilakukan perusahaan agar sumber daya alam lokal bisa memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat dan juga perekonomian  nasional? 

Proses Hilirisasi Timah Dari Pengolahan Sampai Peleburan

Timah merupakan hasil pertambangan Indonesia yang dijadikan sebagai komoditas utama ekspor. Oleh karena itu, proses hilirisasi timah penting dilakukan agar produk timah memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Yuk, kita simak proses hilirisasi dari bijih timah menjadi produk timah yang bernilai tinggi:

  • Penambangan: Proses hilirisasi timah dimulai dari penambangan bijih timah dari tambang. Pada tahap awal, dilakukan eksplorasi untuk mengetahui potensi cadangan bijih timah dalam suatu tambang. Selanjutnya, dilakukan kegiatan penambangan yang terbagi menjadi dua metode: penambangan darat dan penambangan lepas pantai. Penambangan darat biasanya dilakukan dengan tambang semprot dan alat berat untuk mengangkat lapisan tanah (pengerukan tanah). Proses tersebut sangat bergantung pada ketersediaan dan pengelolaan air dalam jumlah besar. Proses dari penambangan ini nantinya akan menghasilkan bijih timah sebagai output utama.
  • Pencucian Bijih Timah (Washing Plant): Bijih timah yang sudah didapatkan dari area tambang kemudian dibawa ke dalam fasilitas pencucian. Pada tahap ini, dilakukan proses separasi fisik untuk memisahkan mineral timah dari material kotor, seperti pasir dan tanah. Proses pencucian ini menggunakan prinsip perbedaan massa jenis, di mana timah yang lebih berat akan terpisah dari mineral lain yang lebih ringan. Hasilnya adalah konsentrat timah yang memiliki kadar logam timah (Sn) lebih tinggi dan siap untuk diproses ke tahap selanjutnya.
  • Konsentrasi Timah (Mineral Dressing): Setelah pencucian, konsentrat timah perlu diproses ulang untuk meningkatkan kadar Sn-nya. Tahap ini disebut proses mineral dressing, yang bertujuan menghilangkan unsur-unsur kotor, seperti besi, silika, atau bahan mineral lain. Dengan proses ini, konsentrat yang dihasilkan memiliki kadar timah minimal sekitar 40% Sn, yang sudah memenuhi syarat untuk masuk ke tahap peleburan.
  • Peleburan (Smelting): Tahap selanjutnya adalah proses peleburan yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi modern seperti TSL Ausmelt Furnace. Tungku tersebut merupakan tungku canggih yang memiliki efisiensi tinggi, ramah lingkungan, dan mampu memproses konsentrat timah menjadi logam timah cair dengan efisiensi yang lebih baik dibandingkan metode konvensional. Selama proses peleburan, logam timah dipisahkan dari unsur lainnya, sehingga akhirnya menghasilkan timah cair.
  • Pemurnian (Refining): Setelah dilebur, timah cair akan dimurnikan kembali supaya menjadi timah yang sepenuhnya murni. Dalam tahap pemurnian ini, terdapat dua metode berupa crystallizer (metode pendinginan yang mengendapkan timah dalam bentuk kristal) dan electrolytic refining (proses yang memisahkan timah dari unsur kotor secara kimiawi). Hasil dari tahap pemurnian ini adalah timah murni berkualitas tinggi yang memiliki standar internasional.
  • Produk Jadi: Timah murni yang sudah jadi selanjutnya dapat dicetak dalam bentuk batangan timah (tin ingot) atau dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti tin solder, tin chemical, dan tin plate. Tin solder digunakan dalam industri elektronik dan otomotif untuk menyambungkan suatu komponen, tin chemical digunakan sebagai stabilisator dalam industri PVC, sedangkan tin plate dapat digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kaleng makanan dan minuman.

 

Itu dia proses hilirisasi bijih timah mentah menjadi timah murni berkualitas tinggi! Seru sekali, ya!

Penasaran dengan inovasi terbaru dari industri manufaktur? Ingin membuka peluang bisnis dari berbagai sektor manufaktur? Registrasi sekarang dan amankan tiketmu dengan cara klik link berikut: Registrasi Manufacturing Surabaya 2025

Bergabunglah dengan kami dalam Manufacturing Surabaya 2025: Biggest Manufacturing Expo in Eastern Indonesia. Kunjungi website kami di https://www.manufacturingsurabaya.com/ untuk informasi terkini seputar industri manufaktur. Ikuti akun media sosial Instagram kami @manufacturing.surabaya untuk mengetahui informasi seputar pameran dan ikuti akun media sosial TikTok kami @manufacturing.series untuk mengetahui informasi unik terkait industri manufaktur.

Referensi